Media Informasi baru

Blibli
News Update :
Blibli

Pages

Powered by Blogger.

Popular Posts

Blog Archive

PPC Iklan Blogger Indonesia

Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia

Saturday, August 31, 2013

Jakarta - Tergelitik untuk menyisir kembali perkembangan terakhir teknologi pendidikan (educationalechnology atau kerap kali dikenal sebagaitechnology in educationdalam bahasa Inggris) di Indonesia dalam hubungannya dengan konsumerisasi TI adalah alasan mengapa tulisan ini dihadirkan kehadapan para pembaca.

Pada dasarnya teknologi pendidikan (selanjutnya disingkat TP) adalah kajian teori dan praktik dimana sumber daya manusia, gagasan, peralatan, prosedur dan organisasi bersinergi dalam menciptakan masalah pembelajaran. 



Selanjutnya pada akhirnya, kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien, sehingga tujuan belajar tidak hanya dapat tercapai, namun kualitas belajar juga diharapkan meningkat.

Mau Jadi PNS, Siapkan Dari Sekarang Syarat-syaratnya

Jakarta - Pemerintah meminta seluruh masyarakat yang ingin menjadi abdi negara untuk bersiap. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar melalui Surat Edaran Nomor: SE/10/M.PAN-RB/08/2013 meminta calon pegawai negeri sipil (CPNS) menyiapkan diri dan siap memenuhi beberapa syarat.
Seperti dikutip detikFinance, Selasa (27/8/2013) berikut data-data dan dokumen pendukung minimal bagi CPNS yang harus disiapkan:
  • Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  • Tahun dan nomor ijasah pendidikan terakhir
  • Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) transkrip nilai pendidikan terakhir
  • Berkas pasfoto digital warna berukuran 200 x 150 piksel dalam format JPEG (dengan nama ekstensi JPG) dan maksimal berukuran sebesar 30 KB
  • Berkas fotokopi digital ijasah dan transkrip dalam format PDF (dengan nama ekstensi PDF) dan maksimal berukuran 500 KB
  • Surat elektronik (Email) yang biasa dan selalu Anda akses secara berkala. Informasi khusus akan disampaikan melalui surat elektronik secara langsung
  • Judul dan abstrak tugas akhir / tesis / disertasi
  • Untuk pelamar lulusan dari luar-negeri, diwajibkan melampirkan Surat Keterangan Penyetaraan Ijazah dari Dikti – Depdiknas, atau Surat Keterangan telah mengajukan permohonan Penyetaraan Ijasah
"Peserta diimbau melakukan registrasi lamaran melalui situs yang benar, mengisi formulir dengan benar dan lengkap. Kesalahan pengisian sehingga terjadi ketidaksesuaian dengan berkas digital pendukung yang telah diunggah akan mengakibatkan ketidaklulusan pada tahap I (verifikasi administrasi)," ungkap penjelasan surat edaran tersebut.

Kebenaran isian serta berkas digital yang diunggah akan dicek pada saat verifikasi fisik sebelum ujian tulis. Ketidaksesuaian data akan mengakibatkan peserta digugurkan dan tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis. Dalam proses verifikasi, panitia tidak memiliki (dan tidak diberi) wewenang untuk melakukan perubahan pada isian Anda.

Sumber :


Haruskah!! Balas dendam

Ketika ada seseorang berbuat salah (atau ekstremnya, jahat) kepada kita, mungkin yang terpikir pertama kali adalah membalas dendam. Entah itu pasangan kita selingkuh, boss membuat hidup kita seperti neraka, sahabat yang menikam dari belakang, atau apa pun. 


Kita ingin orang tersebut mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang telah dia perbuat kepada kita. Kalau bisa sih, lebih parah. Ini normal.

Tetapi menurut saya, daripada kita sibuk berpikir keras mengenai bagaimana melampiaskan rasa sakit hati dengan balas dendam kepada orang lain, lebih baik kita berdamai dengan hal tersebut. 

Karena, satu-satunya cara untuk menahan keinginan membalas dendam adalah dengan menerima kejadian tersebut dan mengganti keinginan untuk membalas dengan berpikir positif. Atau dengan kata lain: ikhlas dan melanjutkan hidup.

Jangan merendahkan diri kita dan menjadikannya satu level dengan orang yang berbuat salah/jahat dengan kita dengan melakukan hal yang membuatnya merasakan kepedihan yang sama. Kalau kita melakukan hal tersebut, lalu apa bedanya kita dengan mereka?

Jawaban teman saya: ‘Memang nggak ada, tapi kan bikin hati puas.”
Menurut saya, yang namanya balas dendam nggak akan mengenal kata puas. Pada saat membalas dendam, kita bisa tenggelam terlalu jauh dan saat itu sudah terlalu susah untuk mengontrol diri. Ibarat bola salju yang menggelinding turun dari puncak bukit, semakin lama semakin besar, kekuatan yang berkali-kali lipat, dan bisa melukai kita. Pada saat kita ingin berhenti, mungkin terlalu susah — atau telat.

Lagipula, dengan melakukan balas dendam, sebenarnya kita sedang merencanakan kehancuran hidup jangka panjang. Bayangkan berapa banyak waktu dan energi yang terbuang untuk memikirkan apa yang harus kita lakukan supaya orang lain merasa tersiksa. 

Belum lagi perasaan sakit hati yang pasti akan terus menerus ada karena tiap kali kita memikirkan rencana tersebut, pasti rasa sakitnya muncul kembali. Lukanya akan terus menerus terbuka, padahal seharusnya sudah sembuh. Penderitaan karena rasa sakit hati nggak berkesudahan akan menjadi teman kita, yang pasti menimbulkan aura negatif. Dan menjadi negatif itu capek, serius deh.

Jadi harus bagaimana?

Menurut Confucius, balas dendam yang paling efektif adalah dengan melanjutkan hidup dan bahagia menjalaninya. Biasanya orang yang penuh rasa kebencian nggak suka melihat orang lain bahagia. Tunjukkan kepada orang yang menyakiti kita bahwa seluruh hal negatif yang yang telah dia lakukan, nggak berpengaruh terhadap kita. 

Buktinya, kita masih bisa menjalani hidup dengan baik dan lebih bahagia. Jangan berikan mereka kepuasan dengan melihat kita menderita. Mungkin pada satu titik, kita akan menyadari bahwa nggak ada yang balas dendam yang lebih sempurna selain memberikan maaf.

Oleh karena itu, kita butuh melanjutkan hidup alias move on. Hidup itu ke depan, bukan terus-terusan menoleh ke belakang. Makanya, kaca spion di mobil itu hanya ditaruh sedikit di kanan dan di kiri, karena fokus kita ada di depan. Melihat ke belakang, hanya sebagai pengingat dan supaya kita lebih awas dalam perjalanan.

Balas dendam itu mudah, tapi mengambil jalan lain menunjukkan bahwa kita adalah individu yang dewasa, yang tahu bagaimana menyikapi masalah dan mengendalikan emosi.

Lagipula, saya percaya akan karma. Kalau kita melakukan hal jelek, pasti semesta akan membalasnya. Begitu pun sebaliknya. Nggak usah kita repot-repot membalas dendam karena pasti mereka akan menerima balasannya, dan kalau kita beruntung, Tuhan akan memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat hal tersebut terjadi.



sumber :


PPC Iklan Blogger Indonesia

BISNIS ONLINE JOIN FREE

bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online
 

© Copyright Shelintas ID 2010 -2011 | Design by Anton Sitya | Published by ILmuKita_Pacitan Templates | Powered by Blogger.com.